Selamat Datang di MKI

Majelis Keluarga Islami merupakan majelis keilmuan yang mengutamakan betapa pentingnya berilmu dalam memahami Islam yang sesungguhnya. Bukan Islam apa adanya. Selain itu, Insya Allah, MKI menjadi jalan dakwah bagi sahabat-sahabat yang ingin menunjukkan betapa Indahnya Islam, sebagai agama rahmatan lil 'alamin.

Rabu, 24 Agustus 2011

Ketika Allah Menjadi Alasan Paling Utama


Sahabat-sahabat, ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka aku berani memutuskan untuk menikah dan menyegerakannya.

Ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka aku berani memutuskan dengan siapa aku akan menikah. Aku tidak banyak bertanya tentang calon istriku, aku jemput dia di tempat yang Allah suka, dan satu hal yang pasti, aku tidak ikut mencampuri ataupun mengatur apa-apa yang menjadi urusan Allah. Sehingga aku nikahi seorang wanita tegar dan begitu berbakti kepada suami. Ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak melihat segala kekurangan istriku. Dan sekuat tenaga pula, aku mencoba membahagiakan dia.

Ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka menetes air mataku saat melihat segala kebaikan dan kelebihan istriku, yang rasanya sulit aku tandingi. Ketika Allah menjadi alasan paling utama, maka akupun berdoa, Yaa Allah, jadikan dia, seorang wanita, istri dan ibu anak-anakku, yang dapat menjadi jalan menuju surgamu. Amin.

Sahabat-sahabat, kalau Allah menjadi alasan paling utama untuk menikah, maka seharusnya tidak ada lagi istilah, mencari yang cocok, yang ideal, yang menggetarkan hati, yang menentramkan jiwa, yang…..yang.…yang……dan 1000  yang……lainnya…..Karena semua itu baru akan muncul justru setelah melewati jenjang pernikahan. Niatkan semua karena Allah dan harus yakin kepada Sang Maha Penentu segalanya.

Sahabat-sahabat, ketika usiaku  25 tahun, aku sudah memiliki niat untuk menikah, meskipun hanya sekedar niat, tanpa keilmuan yang cukup. Karena itu, aku meminta jodoh kepada Allah dengan banyak kriteria. Dan Allah-pun belum mengabulkan niatku. Ketika usiaku 30 tahun, semua orang-orang yang ada di sekelilingku, terutama orang tuaku, mulai bertanya pada diriku dan bertanya-tanya pada diri mereka sendiri. Maukah aku segera menikah atau mampukah aku menikah? Dalam doaku, aku kurangi permintaanku tentang jodoh kepada Allah. Rupanya masih terlalu banyak. Dan Allah-pun belum mengabulkan niatku.

Ketika usiaku 35 tahun, aku bertekad, bagaimanapun caranya, aku harus menikah. Saat itulah, aku menyadari, terlalu banyak yang aku minta kepada Allah soal jodoh yang aku inginkan. Mulailah aku mengurangi kriteria yang selama ini menghambat niatku untuk segera menikah, dengan bercermin pada diriku sendiri.

Ketika aku minta yang cantik, aku berpikir sudah tampankah aku?
Ketika aku minta yang cukup harta, aku berpikir sudah cukupkah hartaku?
Ketika aku minta yang baik, aku berpikir sudah cukup baikkah diriku?
Bahkan ketika aku minta yang solehah, bergetar seluruh tubuhku sambil berpikir keras di hadapan cermin, sudah solehkah aku?

Ketika aku meminta sedikit….. Ya Allah, berikan aku jodoh yang sehat jasmani dan rohani dan mau menerima aku apa adanya, masih belum ada tanda-tanda Allah akan mengabulkan niatku.

Dan ketika aku meminta sedikit…sedikit. ..sedikit. ..lebih sedikit….. Ya Allah, siapapun wanita yang langsung menerima ajakanku untuk menikah tanpa banyak bertanya, berarti dia jodohku. Dan Allahpun mulai menujukkan tanda-tanda akan mengabulkan niatku untuk segera menikah. Semua urusan begitu cepat dan mudah aku laksanakan. Alhamdulillah, ketika aku meminta sedikit, Allah memberi jauh lebih banyak. Kini, aku menjadi suami dari seorang istri yang melahirkan dua orang anakku.

Sahabatku, 10 tahun harus aku lewati dengan sia-sia hanya karena permintaanku yang terlalu banyak. Aku yakin, sahabat-sahabat jauh lebih mampu dan lebih baik daripada yang suadh aku jalani. Aku yakin, sahabat-sahabat tidak perlu waktu 10 tahun untuk mengurangi kriteria soal jodoh. Harus lebih cepat!!! Terus berjuang saudaraku, semoga Allah merahmati dan meridhoi kita semua. Amin.

Rico Atmaka – 08999987000 / 08158018156
Koordinator Majelis Keluarga Islami

Ayo Segerakan dan Mudahkan Pernikahan!!!

Sahabat, khususnya yang belum menikah, pastikan selama ramadhan sudah mendapat gemblengan rohani yang luar biasa. Sehingga sesudahnya, tidak selalu berharap mendapatkan jodoh yang ideal menurut diri sendiri. Ayo, segerakan dan mudahkan pernikahan!!!

Selasa, 23 Agustus 2011

Jaga Silaturahim

Sahabat MKI yang dirahmati Allah, tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan/silaturahim. Karena itu, mari kita jaga terus persaudaraan dan sambung terus silaturahim, meskipun ada perbedaan pemahaman tentang Islam diantara kita. Semoga Allah meridhoi kita semua. Amin.

Senin, 22 Agustus 2011

Terima Kasih Sahabat

MKI mengucapkan terima kasih kepada seluruh sahabat yang sudah mengunjungi website ini. Mohon terus kirimkan saran. Jazakumullah khoiron katsiiroo.
Rico Atmaka - Koordinator MKI



Sabtu, 20 Agustus 2011

Sebelum Kumengerti Ilmunya

Sebelum kumengerti ilmunya, aku selalu berharap menjemput jodoh yang sekufu, setara atau sebanding. Ternyata aku terjebak dalam pengertian sekufu yang salah sehingga membutuhkan waktu cukup lama untuk menjemput jodohku.

Sebelum kumengerti ilmunya, sekufu soal latar belakang sosial, menurut aku paling tidak calon pendamping hidupku harus sama denganku.

Sebelum kumengerti ilmunya, sekufu soal pendidikan, menurut aku berarti setingkat. Agar jika diajak bicara, calon istriku dapat mengimbangi apa yang kusampaikan.

Ternyata pengertianku soal sekufu salah besar. Karena aku lebih menitikberatkan kepada sekufu duniawi. Padahal yang lebih penting adalah sekufu akhirat. Artinya, sekufu dalam ketaatan kepada Allah semata.

Setelah kumengerti ilmunya, latar belakang sosial tidak menjadi masalah buatku ketika menjemput jodoh. Dulu, istriku sering naik turun gunung. Sedangkan aku, sering naik turun panggung. Istriku seorang pendekar silat, sedangkan aku seorang penari dan koreografer. Tapi justru dengan perbedaan ini, kami merasa unik dan bersyukur kepada Allah.

Setelah kumengerti ilmunya, latar belakang pendidikan tidak menjadi masalah ketika berproses ta’aruf dengan wanita yang berbeda pendidikannya dengan diriku. Aku lulusan ilmu sosial sedangkan istriku lulusan ilmu pasti. Tapi dengan perbedaan latar belakang pendidikan, kami justru saling mengisi keilmuan masing-masing. Kami sangat bersyukur kepada Sang Maha Berilmu yang telah mengkaruniai kami ilmu yang bermanfaat.

Tapi menurut sahabat-sahabat, sekufukah kami?

Aku dan istriku merasa sekufu, justru karena banyaknya perbedaan diantara kami. Kami berprinsip, kelebihan pasangan sebagai ladang ilmu, kekurangan pasangan sebagai ladang amal. Alhamdulillah, setelah menikah, kami menemukan makna sekufu yang sebenarnya, yaitu sekufu dalam agama. Ini yang terpenting.

Jakarta, Jum’at, 16 Maret 2007

Rico Atmaka
Koordinator Majelis Keluarga Islami ( MKI )

Jangan Takut Bergabung Dengan Majelis Keluarga Islami

Assalamu'alaikum wr.wb.
Sahabat MKI yang dirahmati Allah, kami, pengurus MKI, sangat memahami jika ada diantara sahabat yang merasa ragu atau belum yakin, bahkan takut bergabung dengan Majelis Keluarga Islami. Dikarenakan munculnya pertanyaan ini majelis apa? Aliran apa? Jangan-jangan.....

Dari Abu Waqid Al-Laitsi bahwasanya Rasulullh tatkala duduk bersama manusia di masjid,ada tiga orang yang datang ke majelis,dua orang dari mereka masuk majelis dan melihat tempat yang kosong maka salah satu dari mereka duduk didalamnya adapun yang kedua tetap duduk dibelakang,sedangkan yang ketiga dia malah membelakangi dan meninggalkan majelis tatkala selesai Rasulullah berkata:” Maukah kalian aku kabarkan tentang tiga orang tadi yang masuk majelis ? adapun yang pertama dia berlindung kepada Allah maka Allah melindunginya dan membalasnya dengan Rahmah-Nya,sedangkan yang kedua dia malu berdesak-desakan didalam majelis maka Allah merahmatinya dan tidak menghukumnya,dan yang ketiga dia berpaling meninggalkan majelis maka Allah berpaling darinya dan murka kepadanya”(HR Bukhari no 66,Muslim no 2176.

Sangat dimaklumi, tapi perlu kami jelaskan dan tegaskan, yang pasti Majelis Keluarga Islami berlandaskan Al-Qur'an dan Hadits/Sunnah Rasul. Jika ada sahabat yang masih ragu atau belum yakin, silakan TABAYYUN, cek langsung dilapangan dengan menghadiri kajian-kajiannya. Jangan pernah percaya dengan apa kata orang jika belum melihat dan mendengar sendiri.

Dan jika, kajian-kajian MKI terbukti menyimpang dari syariat Islam, silakan TEGUR KAMI DENGAN SANGAT KERAS, agar kami kembali ke jalan yang baik dan benar, sesuai Al-Qur'an dan Hadits / Sunnah Rasul.

Satu hal penting yang perlu kami tegaskan, bagi sahabat-sahabat yang telah bergabung dengan MKI, khususnya Anggota Sehati MKI, jika suatu saat ingin mengundurkan atau memisahkan diri dari MKI karena terjadi perbedaan pemahaman, silakan lakukan saja. Jangan pernah merasa khawatir untuk membebaskan diri dari MKI, karena keanggotaan MKI TIDAK MENGIKAT. Jangan takut akan mendapat ancaman dari pengurus MKI atau khususnya dari saya, Rico Atmaka selaku koordinator MKI. Kami tidak pernah dan tidak akan pernah melakukan ancaman apapun berkaitan dengan hal itu. Satu pesan kami, tetap berlapang dada dan jaga terus silaturahim.

Sahabat MKI yang dimuliakan Allah, selalu lakukan cek dan ricek secara langsung kepada pengurus MKI, jika mendengar/melihat/merasakan sesuatu yang tak lazim/mencurigakan di kajian-kajian MKI. Cara paling baik dengan TABAYYUN, hubungi langsung lewat telpon ke 02150212373 / 08999987000 / 08158018156 atau SMS 083895263539. Jazakamullah khoiron katsiiroo.

Wassalamu'alaikum wr.wb.
Rico Atmaka - Koordinator MKI

Ada Iklan Rokok

Ada iklan rokok, menampilkan model pria yang terlihat jantan. Hati-hati, jangan sampai tertipu apalagi terpesona dengan tampilan sang model yang jantan. Karena merokok, justru menunjukkan pria itu tidak jantan, dalam arti perilaku, bukan fisik.

Kalau anda seorang ikhwan perokok, dan belum nikah juga, berarti anda jauh dari yang namanya JANTAN. Karena seorang ikhwan yang jantan dan beriman seharusnya membawa kebaikan, bukan keburukan. Dan merokok lebih banyak keburukannya.

Kalau anda seorang ikhwan perokok, dan sudah menikah, apalagi sudah memiliki keturunan, berarti anda lebih jauh lagi dari yang namanya JANTAN. Karena seorang suami yang sekaligus seorang ayah yang benar-benar jantan, seharusnya menjadi pemimpin yang bisa membuat keluarganya menjadi lebih baik, bukan lebih buruk karena merokok. Karena rokok lebih banyak keburukannya.

Jadi, JANGAN MEROKOK kalau ingin disebut JANTAN. Tapi MENIKAHLAH bagi ikhwan yang masih single, agar terbukti KEJANTANANMU.

Jadi, JANGAN MEROKOK kalau ingin disebut suami atau ayah yang JANTAN. Tapi jadilah Imam Keluarga yang mengajak kepada kebaikan bukan keburukan, dan berani bertanggung jawab dunia akhirat, agar terbukti KEJANTANANMU.

Jadi, seorang ikhwan yang menikah dan tidak merokok, itulah IKHWAN JANTAN SEJATI.

Jadi, JANGAN MEROKOK dan AYO MENIKAH!!!

Rico Atmaka - Koordinator MKI